Diabetes dapat memicu keguguran? Bagi ibu hamil perlu diteksi dini, agar terhindar | Belajar Sehat

Perlu diketahui pada saat kehamilan, diteksi dini di trimester pertama untuk kasus diabetes sangat diperlukan, karena diabetes dapat memicu terjadinya keguguran.

Keguguran merupakan kondisi yang sangat dikhawatirkan oleh para calon ibu, terutama bagi mereka yang baru saja hamil, setelah bertahun-tahun menikah. Terkadang keluar bercak darah sedikit bisa membuat panik, padahal pendarahan itu tidak selalu berarti keguguran.

 
Dilansir dari harian "Jawa pos, Selasa 22 Maret 2016"
"Bisa jadi kandungan masih dapat dipertahankan", ujar dokter spesialis kandungan RSUD dr Soetomo dr Sri Ratna SpOG(K). Menurut dia, kondisi tersebut disebut abortus imminens.

Sebaiknya jika keluar darah segera periksa ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan. Jika diketahui kehamilan masih mungkin dipertahankan, dokter akan memberikan obat penguat. Dokter idak akan melakukan tindakan kuret jika bayi/janin dalam kandungan masi dapat diselamatkan.

Menurut dia, diteksi dini penting untuk menghindari abortus. Sebab angka kasus hilangnya janin dalam rahim itu cukup banyak. Dia mengaku menangani setidaknya 2 kasus keguguran setiap bulan di tempat praktek pribadinya. Sedangkan angka di Rumah Sakit lebih besar lagi. "Prevalensinya, dari sembilan perempuan yang hamil, salah satunya mengalami keguguran." Katanya.

Ratna menyebutkan, sebagian besar keguguran terjadi pada tiga bulan pertama usia kehamilan. Penyebabnya beragam. Salah satunya diabetes. Kadar gula yang tinggi dalam darah membuat hasil pembuahan kurang bagus. Selama ini banyak para calon ibu yang tidak sadar mengidap gangguan metabolik itu.

Alumnus Unair itu menyebutkan, seharusnya diabetes dapat diditeksi dini melalui pemeriksaan darah. Terutama bagi wanita yang mempunyai riwayat keluarga yang menderita diabetes. "Ada yang mengalami keguguran/Abortus sampai tiga kali, ternyata ketika diperiksa karena diabetes, banyak yang tidak aware". Ujarnya.

Selain itu keguguran banyak ditimbulkan karena gangguan lain yang belum terditeksi. Misalnya, kelainan uterus, penyebabnya dapat berupa miom atau tumor jinak di dalam rongga rahim. Dalam hal ini miom dapat diatasi dengan melakukan tindakan operasi.

Karena itu, Ratna menyebutkan perempuan yang akan merencanakan kehamilan sebaiknya melakukan pemeriksaan dini. Tujuanya adalah mengetahui potensi kelainan sebab semua masalah akan dapat segera ditangani.

Misalnya, untuk penderita diabetes, dicek kadar gula darahnya. Jika terkena diabetes ibu hamil dapat melakukan diet degan mengatur pola makan. Sedang untuk kelainan yang lainnya, dapat diberikan terapi. Untuk ibu hamil sebaiknya melakukan aktivitas sewajarnya dan tidak berlebihan, jika mengalami kecapekan ibu hamil dapat beristirahat dulu.

Yang paling penting, ibu tidak boleh stres. Sebab hal tersebut dapat mempengarui sel telur. Selama trimester pertama juga disarankan tidak terlalu sering berhubungan suami istri. Sebab ejakulasi dalam vagina dapat merangsang kontraksi. "Jika hal ini dilakukan persentase keguguran dapat berkurang" katanya.